BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Aliran Ahmadiyah adalah sebuah gerakan keagamaan yang
dilahirkan oleh Mirza Ghulam Ahmad di
India pada tahun 1889. Lahirnya aliran Ahmadiyah ini adalah
serangkaian dari peristiwa sejarah islam, yang mana munculnya aliran ini tidak
terlepas kondisi umat islam pada masa itu. Dan setelah Mirza Ghulam Ahmad meninggal pada
tanggal 1914, setelah meninggalnya Mirza Ghulam Ahmad, Ahmadiyah terbagi
menjadi dua aliran yaitu jemaah
Ahmadiyah Qadiyan dan jamaah
Ahmadiyah Lahore.
Mirza Ghulam mengaku bahwa dirinya adalah Nabi yang di
pilih oleh Tuhan dan mengklaim bahwa dirinya adalah seorang mujaddid Islam.Mirza Ghulam juga mengaku
bahwa dirinya adalah isa dan mengakui sendiri bahwa drinya adalah Nabi yang
terbaik dari semua Nabi yang pernah ada.Dari latar belakang di atas dapat kami
rumuskan beberapa masalah sebagai berikut.
B. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana sejarah berdirinya
Ahmadiyah.
2. Apakah yang dimaksud jamaah
Ahmadiyah Qadiyan?
3. Apakah yang dimaksud jamaah
Ahmadiyah Lahore?
C. Tujuan
Masalah
Dari beberapa rumusan masalah diatas bertujuan untuk
menjelaskan sejarah berdirinya Ahmadiyah dan bagian dari Ahmadiyah yaitu jamaah
Qadiyan dan jamah Lahore serta menjelaskan maksud dari ke dua jamaah tersebut.
BAB II
AHMADIYAH
1. Latar
Belakang Berdirinya Ahmadiyah
Ahmadiyyah
adalah sebuah gerakan keagamaan islam yang didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmadpada tahun 1835-1908 M / 1256-1326 H. Beliau
dilahirkan di Desa Qadian, Jumat, 13 Pebruari 1835 M atau 14 syawal 1250 H di
rumah ayah beliau Mirza Ghulam Murtadha pada waktu shubuh. Qadian terletak 57
km sebelah timur kota Lahore dan 24 km dari kota Amritsar di Propinsi Punjab,
India.
Lahirnya
aliran Ahmadiyah merupakan serangkaian peristiwa sejarah dalam islam, yang
munculnya tidak terlepas dari situasi dan kondisi umat islam pada saat itu.Jamaah
ini pada mulanya terdiri dari orang-orang yang dapat menerima pengakuan Mirza
Ghulam Ahmad, bahwa ia adalah Imam Mahdi Al-Masih yang dijanjikan Tuhan, serta
seorang rasul Tuhan yang bertugas untuk menegakkan ajaran yang dibawa oleh nabi
Muhammad SAW.[1]
AliranAhmadiyah telah tersebar lebih
dari 185 negara didunia. Memilliki cabang di 174 negara yang tersebar di
afrika, amerika, amerika selatan, asia, Australia, dan eropa. Saat ini, jumlah
keanggotaannya disluruh dunia diperkirakan lebih dari 150 juta orang. Menurut
harian republika (13/6/2008), sampai thun 2001 yang telah berbaiat
menjadi anggota jamaat ini berjumlah 80
juta orang.
Setelah
meninggalnya Mirza Ghulam Ahmad sebagai pemimpin aliran Ahmadiyah.Munculah
pendapat-pendapat yang kontroversial dari dalam Ahmadiyah sendiri.Sehingga
menimbulkan perdebatan yang saling bertolak belakang dan mengakibatkan
Ahmadiyah terbagi menjadi dua sekte, yaitu Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah
Lahore.Ini disebabkan karena Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad, sebagai pemimpin aliran
Ahmadiyah, setelah Ayahnya meninggal dunia.Berpendapat bahwa :
1.
Masih Mau’ud itu betul-betul Nabi,
2.
Beliau itu ialah Ahmad yang diramalkan dalam Qur’an Suci
(QS.61:6)
3.
Semua orang Islam yang tidak berbai’at kepadanya, sekalipun
tidak pernah mendengar nama beliau, hukumnya kafir dan keluar dari Islam.(Ainai
Sadaqat, hal 35)[2]
Dari
ketiga pendapat tersebut, yang mendasari terjadinya perpecahan dalam Ahmadiyah.Sebagian
dari anggota mereka yang setuju terhadap pendapat tersebut, disebut sebagai
Ahmadiyah Qadiyan, karena pusatnnya di Qadiyan, India.Aliran ini menyebar ke
segala penjuru Negara dengan menyebut dirinya sebagai Jemaat Ahmadiyah.Sedangkan
sebagian dari mereka, yang tidak setuju telah memisahkan diri dari Ahmadiyah
yang sebelumnya.Ahmadiyah ini disebut sebagaiAhmadiyah Anjumaan Isya’ati
Islam (Ahmadiyah, Gerakan Penyiaran Islam) dan berpusat di Lahore.
2.
Ahmadiyah Qadiyan
Ahmadiyah
Qadiyan adalah kelompok yang mempercayai bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah seorang
Nabi dan beliaulah yang diramalkan dalam Al-Qur’an dalam surat Ash-Shaf ayat 6.
øøŒÎ)ur tA$s% Ó|¤ŠÏã ßûøó$# zNtƒótB ûÓÍ_t6»tƒ Ÿ@ƒÏäÂuŽó Î) ’ÎoTÎ) ãAqß™u‘ «!$# /ä3ø‹s9Î) $]%Ïd‰|Á•B $yJÏj9 tû÷üt/ £“y‰tƒ z`ÏB Ïp1u‘öqG9$# #MŽÅe³t6ãBur 5Aqß™tÎ/ ’ÎAù'tƒ .`ÏB “ω÷èt/ ÿ¼çmèÿôœ$# ߉uH÷qr& ( $¬Hs>sù Nèduä!%y` ÏM»oYÉit6ø9$$Î/ (#qä9$s% #x‹»yd ÖósÅ™ ×ûüÎ7•B ÇÏÈ
“ dan (ingatlah) ketika Isa Ibnu Maryam berkata: "Hai Bani
Israil, Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab
sebelumku, Yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang
Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka
tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata,
mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata."[3]
Aliran
Ahmadiyah ini berpusat di Qadiyan dan dipimpin oleh Mirza Basyirudin Amhmud Ahmad
putra dari Ghulam Ahmad. Ajaran dari Ahmadiyah Qadiyan adalah tentang aqidah
dengan menggunakan argument-argumen yang diambil dari nash (Qur’an da Hadits)
serta argument-argumen lain yang dianggapnya rasional. Ahmadiyah Qadiyan ini
merupakan tindak lanjut dan pembelaan Mirza Ghulam Ahmad dari ajaran
sebelumnya.
A. Pokok-Pokok Ajaran Ahmadiyah Qadian
Ajaran Ahmadiyah Qadiyan adalah sebagai
berikut:
1. Mengimani dan meyakini bahwa Mirza
Ghulam Ahmad, laki-laki kelahiran India yang mengaku menjadi nabi, adalah
nabinya.
2. Mengimani dan meyakini bahwa
"Tadzkirah" yang merupakan kumpulan sajak buatan Mirza Ghulam Ahmad
adalah kitab sucinya. Mereka menganggap bahwa wahyu adalah yang diturunkan
kepada Mirza Ghulam Ahmad.
3. Mengimani dan meyakini bahwa kitab
"Tadzkirah" derajatnya sama dengan Alquran.
4. Mengimani dan meyakini bahwa wahyu
dan kenabian tidak terputus dengan diutusnya Nabi Muhammad saw. Mereka
beranggapan bahwa risalah kenabian terus berlanjut sampai hari kiamat.
5. Mengimani dan meyakini bahwa Rabwah
dan Qadian di India adalah tempat suci sebagaimana Mekah dan Madinah.
6. Mengimani dan menyakini bahwa surga
berada di Qadian dan Rabwah. Mereka menganggap bahwa keduanya sebagai tempat
turunnya wahyu.
7. Wanita Ahmadiyah haram menikah
dengan laki-laki di luar Ahmadiyah, namun laki-laki Ahmadiyah boleh menikah
dengan wanita di luar Ahmadiyah.
8. Haram hukumnya salat bermakmum
dengan orang di luar Ahmadiyah.
9. Ahmadiyah mempunyai
tanggal, bulan, dan Tahun sendiri, yaitu nama bulan: 1.Suluh 2.Tabligh 3.Aman
4. Syahadah 5.hijrah 6. Ikhsan 7. Wafa 8. Zuhur 9.Tabuk 10.Ikha 11.Nubuwah
12.fatah. sedang nama tahun mereka adalah Hijri Syamsi (disingkat HS).[4]
B.
Kenabian
Secara
umum definisi nabi dan rasul adalah seorang laki – laki balig, berbudi pekerti
baik dan kepadanya diturunkan wahyu syariat. Apabila seorang laki-laki tersebut
diperintahkan menyampaikan apa yang diwahyukan kepada umat, maka ia
didefinisikan sebagai rasul. Sebaliknya,jika dia tidak diperintahkan
menyampaikan apa yamg diterimanya sebagai wahyu maka dia didefinisikan sebagai
nabi.Dapat diketahui bahwa setiap rasul secara otomatis
berpangkat sebagai nabi, tetapi tidak setiap nabi berarti rasul.
Namun
dalam presfektif Ahmadiyah, mendefinisikan nabi dengan laki-laki baligh,
berakal, berbudi pekerti baik, dan diturunkan kepadanya wahyu.Jika wahyunya
mengandung hukum-hukum baru yang belum terdapat dalam syariat sebelumnya,maka
dia dinamakan sebagai nabi yang membawa syariat sebelumnya.Sementara jika mereka
tidak membawa syari’at baru, maka dia dinamakan nabi pembantu. Fungsi dari nabi
pembantu itu adalah menguatkan dan menjelaskan apa yang terdapat dalam syariat
yang dibawa oleh nabi sebelumnya.
Dalam teori emanasi kenabiannya, Ahmadiyah
Qadian mempercayai bahwa pintu kenabian masih terbuka. Menurut Ahmadiyah, Nabi
Muhammad adalah pembawa syari’at yang datang sebagai manifestasi dalam deretan
kenabian syari’at islam.[5]
Sesudah Nabi Muhammadakan datang nabi-nabi yang berfungsi melanjutkan dan
memperbaharui syari’at yang dibawa oleh Nabi Muhammad. Menurutnya, kenabian itu
berlangsung terus menerus hingga hari kiamat.Nabi Muhammad SAW merupakan nabi
penutup yang membawa syari’at.Dengan demikian tetap terbuka diutusnya nabi yang
tidak membawa syari’at setelah Nabi Muhammad, Allahtetap mengangkat nabi Muhammad
sebagai nabi, tapi Allah tetap mengangkat nabi-nabi selanjutnya untuk
memperbarui syari’at.
C. Khattam An
Nabiyyin
Ahmadiyah Qadian mengemukakan tentang
adanya seorang nabi terus menerus sesudah Nabi Muhammad SAW, didasarkan pada firman Allah
SWT dalam surat Al-Ahzab ayat 40, adalah sebagai berikut :
$¨B tb%x. JptèC !$t/r& 7‰tnr& `ÏiB öNä3Ï9%y`Íh‘ `Å3»s9ur tAqß™§‘ «!$# zOs?$yzur z`¿ÍhŠÎ;¨Y9$# 3
tb%x.ur ª!$# Èe@ä3Î/ >äóÓx« $VJŠÎ=tã ÇÍÉÈ
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di
antara kamu[6],
tetapi Dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi.dan adalah Allah Maha
mengetahui segala sesuatu.”[7]
Berdasarkan
ayat-ayat Al-Qur’an diatas, diterangkan bahwa Nabi Muhammad adalah penutup dari
Rasul dan Nabi. Maka setelah Nabi Muhammad tidak akan ada lagi Nabi. Namun yang
diperdebatkan dalam tafsir Ahmadiyah adalah Khatam yang berasal dari
kata khatama yang memiliki beberapa arti, diantaranya : mematerai,
menstempel, mensahkan atau mencetakkan pada barang itu.[8]Maka
Ahmadiyah Qadiyan menyimpulkan kata khattam
an-nabiyyin memiliki arti para nabi yang terbaik dan paling sempurna
diantara nabi-nabi.[9]Merekajuga mempercayai bahwa nabi Muhammad
SAW adalah “Khatam nabiyyin” dalam pengertian bahwa nabi Muhammad SAW yang
terakhir membawa syari’at. Tetapi nabi yang lain akan datang melanjutkan
syariatnya, sehingga pintu kenabian akan selalu terbuka.
D.
Konsep Wahyu
Menurut Ahmadiyah Qadian, pintu wahyu
belum tertutup. Karena pengertian wahyu baginya adalah lafadz Allah SWT yang
disampaikan kepada para penerimanya.Menurutnya, wahyu adalah manifestasi sifat
Rahman dan Rahim dari Allah SWT.Dengan demikian, sifat Allah masih sama seperti
dari zaman azaly. Apabila dulu Allah menurunkan wahyu dan berbicara kepada
hamban-Nya, maka sekarang pun juga demikian.Allah menurunkan wahyukepada
orang-orang yang terpilih, dan wahyu adalah kebutuhan umat manusia sebagai
sumber yang pasti, untuk memperbaiki keadaan di muka bumi.[10]
E.
Imam Mahdi dan Al Masih
Pemahaman ahmadiyah terhadap
permasalahan imam al-mahdi dan masih mau’ud merupakan salah satu doktrin
teologis yang menjadi ciri khas sekaligus perbedaan dengan mayoritas umat pada
umumnya.Menurut pandangan ahmadiyah bahwa tokoh Al-mahdi dengan Al-masih
merupakan satu kepribadian atau satu tokoh , kedatangan dan kehadirannya telah
dijanjikan oleh Allah swt, sehingga doktrin tentang Al-mahdi tidak dapat
dipisahkan dari kedatangan nabi Isa A.s diakhir zaman.Hal ini berbeda dengan
pemahaman yang selama ini di pegang oleh kaum sunni yang menyatakan bahwa
Al-mahdi dan Al-masih adalah dua factor dari pribadi yang berbeda.
Keyakinan
Ahmadiyah akan datangnya al-masih yang juga merupakan al-mahdi didasarkan pada
hadits diatas,menurut Ahmadiyah hadits
tersebut mengandung pengertian bahwa jika al-masih yang dijanjikan itu
datang,maka tidak ada al- mahdi yang lain, tetapi almasih yang dimaksud
sekaligus berpangkat Al-Mahdi.[11]
Menurut
ahmadiyah, memahami hadits-haditrs tentang turunnya al-masih dan al-mahdi harus
secara qias,jangan difahami secara harfiah, argumentasi yang dijadikan pegangan
mereka yaitu,Pertama,sabda rasulullah saw diatas secara lahiriyah ditujukan
kepada para sahabatnya, akan tetapi secara haqiqat ia ditujukan kepada umat
islam akhir zaman. Kedua,
Nabi Isa A.s sama sekali tidak dapat dikategorikan kedalam kata antum ( Umat
nabi Muhammad saw )karena beberapa hal. Antara lain, Nabi Isa A.s bukan umat
nabi Muhammad saw , nabi Isa a.s adalah pimpinan Bani israil, nabi Isa a.s
sudah wafat dan orang yang sudah wafat tidak akan dibangkitkan lagi sebelum hari kiamat dating.
Argumentasi lain yang dikemukakan
aliran Lahore adalah bahwa kalau yang akan dibangkitkan lagi adalah nabi Isa a.s
sebagaimana yang diutus bani israil,maka hal iti akan membuka dan mencederai
segel penutup kenabian. Hal ini akan merusak aqidah umat islam yang meyaqini
bahwa nabi Muhammad saw adalah penutup para nabi. Sementara apabila kedatangan
Al-masih tersebut bukanlah nabi berarti akan menjatuhkan derajat kenabian nabi Isa a.s kedalam manusia biasa.
Tugas masih Al-mau’ud dan imam
Al-mahdi menurut ahmadiyah adalah membunuh Dajjal , mematahkan argumen-argumen
agama nasrani dengan dalil-dalil Al-Qur’an yang autentik, menunjukan kebenaran
agama islam kepada umat manusia, membunuh babi, dan menegakkan syari’at nabi
Muhammad saw, kepada umatnya yang mengalami degradasi iman dan moral. Ahmadiyah
meyaqini bahwa al-masih dan al-mahdi yang dimaksud adalah ghulam ahmad dari
qadian .pengakuan ini kemudian dideklarasikan pada tahun 1891 M. Dasar
pengakuannya adalah bahwa wahyu yang diterima ghulam ahmad dalam bahasa urdu yang diterima tahun 1890 M,wahyu yang
diturunkan Allah swt kepada ghulam ahmad yang berkaitan dengan pendakwaan
dirinya sebagai Al-masih dan Al-mahdi, bahkan menjadi suatu keyaqinan bagi
kalangan ahmadiyah.
3. Ahmadiyah Lahore
Secara umum
kelompok ini tidak menganggap Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi, melainkan hanya
sekedar mujaddid dari ajaran Islam. Sebab nabi
Muhammad adalah nabi terakhir. Sesudah beliau tidak akan datang nabi lagi, baik
nabi lama maupun nabi baru. Barang siapa yang mengucapkan dua kalimat syahadat
adalah muslim, bukan kafir, meskipun tidak berbai’at kepada Hazrat Mirza Ghulam
Ahmad.[12]
Gerakan ahmadiyah menurut kelompok ini
dipegangoleh pedoman besar (Shadr Anjuman Ahmadiyah) dan kekuasaan
tertinggi terletak oleh kongres.
Kepercayaan
Ahmadiyah Lahore adalah sebagai berikut :
1.
Percaya
pada semua aqidah dan hukum-hukum yang tercantum dalam al
Quran dan Hadits, dan percaya pada semua perkara agama yang telah disetujui
oleh para ulama salaf dan Ahlus-Sunnah wal Jama'ah, dan yakin bahwa Nabi Muhammad SAW adalah nabi yang
terakhir.
2.
Nabi
Muhammad SAW adalah khatamun-nabiyyin. Sesudahnya tidak akandatang nabi
lagi, baik nabi lama maupun nabi baru.
3.
Sesudah
Nabi Muhammad SAW, malaikat Jibril tidak akan membawa wahyu nubuwat kepada
siapa pun.
4.
Apabila
malaikat Jibril membawa wahyu nubuwwat (wahyu risalat) satu kata saja
kepada seseorang, maka akan bertentangan dengan ayat: walâkin rasûlillâhi wa
khâtamun-nabiyyîn (QS 33:40), dan berarti membuka pintu khatamun-nubuwwat.
5.
Sesudah
Nabi Muhammad SAW silsilah wahyu nubuwwat telah tertutup, akan tetapi
silsilah wahyu walayat tetap terbuka, agar iman dan akhlak
umat tetap cerah dan segar.
6.
Sesuai
dengan sabda Nabi Muhammad SAW, bahwa di dalam umat ini tetap akan datang
auliya Allah, para mujaddid dan para muhaddats, akan tetapi tidak
akan datang nabi.
7.
Mirza
Ghulam Ahmad adalah mujaddid abad 14 H. Dan menurut Hadits, mujaddidakan
tetap ada. Dan kepercayaan kami bahwa Mirza Ghulam Ahmad bukan nabi, tetapi
berkedudukan sebagai mujaddid.
8.
Percaya
kepada Mirza Ghulam Ahmad bukan bagian dari Rukun
Islam dan Rukun
Iman, maka dari itu orang yang tidak
percaya kepada Mirza Ghulam Ahmad tidak bisa disebut kafir.
9.
Seorang
muslim, apabila mengucapkan kalimah
thayyibah, dia tidak boleh disebut kafir. Mungkin dia bisa salah, akan tetapi seseorang dengan sebab
berbuat salah dan maksiat, tidak bisa disebut kafir.
10.
Ahmadiyah
Lahore berpendapat bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah pelayan dan pengemban misi
Nabi Muhammad SAW.[13]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasaan
di atas dapat kami simpulkan bahwa aliran Ahmadiyah adalah sebuah gerakan
keagamaan yang di pimpin oleh Mirza Ghulam Ahmad, gerakan ini di pandang sesat
karena Mirza Ghulam Ahmad mengaku bahwa dirinya adalah seorang Imam Mahdi yang
telah dijanjikan oleh Tuhan dan mengaku bahwa drinya adalah Rasul utusan Tuhan untuk
menegakkan ajaran Nabi Muhammad SAW.
Setelah
meninggalnya Mirza Ghulam Ahmad, aliran Ahmadiyah ini terjadi kontroversi yang
mengakibatkan aliran Ahmadiyah terpecah menjadi dua yaiti jamaah Ahmadiyah
Qadiyan dan jamaah Ahmadiyah Lahore. Jamaah Qadiyan adalah kelompok gerakan
yang mengakui bahwa Mirza Ghulam adalah seorang Nabi, sedangkan jamaah Lahore
mempercayai bahwa Mirza Ghulam Ahmad bukanlah seorang Nabi, karena gerakan ini
percaya bahwa Nabi Muhammad SAW adalah Nabi terahir dan mengatakan Mirza Ghulam
adalah seorang Mujaddid atau pembaharu.
DAFTAR PUSTAKA
Mahsum, Pemikiran Teologi
Islam Modern,Yogyakarta: Interpena, 2011.
Jaiz, Harto Ahmad , Aliran
dan Paham sesat di Indonesia, Jakarta. Pustaka Al-kautsar,2002.
Hanafi, Muchlis M, menggugat Ahmadiyah, Tangerang: Lentera
Hati, 2011.
Fathoni, Muslih,Faham
Mahdi Syi’ah dan Ahmadiyah dalam Perspektif, Jakarta:PT Raja Grafindo
Persada, 1994.
Mahally, Abdhul Halim.LLB
(Hons) MA, Benarkah
Ahmadiyah Sesat,
PT.Cahaya Kirana Rajasa. Cet.
ke-2,
januari, 2006 .
Yayasan
Penerjemah Al-Qur’an, Al – Quran dan Terjemahannya. Surabaya : Mahkota
Surabaya, 1989.
[1] Ma’shum, Pemikiran Teologi Islam Modern, (Yogyakarta : Interpena, 2011), 81
[2] Ibid, 101
[3] Al-Qur’an Surat Ash Shaf Ayat 6
[4]H. Harto Ahmad Jaiz,
Aliran dan Paham sesat di Indonesia, (Jakarta. Pustaka
Al-kautsar, 2002), 57
[5]Muchlis M. Hanafi,menggugat Ahmadiyah,(Tangerang:
Lentera Hati, 2011),21
[6]Maksudnya: Nabi Muhammad
s.a.w. bukanlah ayah dari salah seorang sahabat, karena itu janda Zaid dapat
dikawini oleh Rasulullah s.a.w.
[7]AL-Qur’an Surat Al-Ahzab Ayat 40
[8]Muchlis M. Hanafi, Menggugat Ahmadiyah, (Tangerang:
Lentera Hati, 2011),20
[9]Muslih Fathoni,Faham Mahdi Syi’ah dan
Ahmadiyah dalam Perspektif, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 1994), 77
[10] Ma’shum, Pemikiran Teologi Islam Modern
(Yogyakarta : Interpena, 2011), 88
[11]Abdhul Halim
Mahally.LLB (Hons) MA, Benarkah Ahmadiyah
Sesat, ( PT.Cahaya Kirana
Rajasa.cet.ke-2januari, 2006 ), 119
[12] Muchlis M. Hanafi,menggugat Ahmadiyah, (Tangerang:
Lentera Hati, 2011),2
0 komentar:
Posting Komentar